Apakah Ahok Menista Agama? Ini Penjelasan Ketum PBNU

Jakarta, NU Online
Kisruh atas kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dianggap menista agama oleh sebagian kelompok menjadi bola liar dan makin tak terkendali. Hal inilah yang dituntut oleh kelompok tersebut melalui demo 14 Oktober 2016 lalu dan 4 November 2016 mendatang untuk melontarkan berbagai tuntutan terhadap Ahok.

Lalu seperti apakah yang disebut penistaan agama itu? Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan bahwa penistaan agama selain ucapan, juga tindakan atau perilaku.

“Demi Allah, apa yang dilakukan oleh ISIS adalah penistaan agama. Membunuh orang seenaknya atas nama agama Islam, penistaan agama Islam itu,” jelas Kiai Said saat menjadi Narasumber dalam Program Live Mata Najwa di Metro TV bertema Menjaga Kebhinnekaan, Rabu (2/11) malam.

Sebab itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur Jakarta Selatan ini menegaskan, penistaan agama bukan hanya verbal atau ucapan tetapi juga tindakan. 

“Perbuatan yang bertentangan dengan agama kemudian mengatasnamakan agama, itu penistaan agama,” ujar Guru Besar Ilmu Tasawuf ini.

Lalu, apakah yang dilakukan oleh Ahok tergolong penistaan agama? Begitulah lontaran pertanyaan Najwa Shihab kepada Kiai Said. Kemudian Kiai asal Kempek Cirebon ini menerangkan, bahwa menurutnya, ucapan Ahok telah menyinggung perasaan, khususnya umat Islam.

“Kalau keputusan bahwa kasus Pak Ahok penistaan agama atau tidak, itu urusan Bareskrim, prosesnya ada di kepolisian,” tuturnya.

Dalam program Mata Najwa tersebut, hadir sebagai narasumber Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. 

Semua narasumber sepakat bahwa demo sebagai wadah aspirasi dipersilakan. Tetapi dalam kasus Ahok ini, mereka tidak menampik kemungkinan bahwa demo tersebut bisa saja ditumpangi oleh kelompok-kelompok yang bertujuan memecah belah bangsa.

“Kalau saya lihat, demo ini terpicu oleh beberapa hal, pertama kelompok yang memang dari awal tidak suka terhadap gaya bicara Basuki Tjahaja Purnama; kedua, kelompok yang terprovokasi atas nama penistaan agama; dan ketiga, kelompok yang mempunyai agenda Khilafah,” ungkap Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam kesempatan yang sama. 

Oleh sebab itu, Kapolri, Panglima TNI, dan Ormas Islam penegak NKRI tidak akan memberikan toleransi kepada siapa saja yang bertujuan memecah belah keutuhan bangsa Indonesia. (Fathoni)

Share on Google Plus

Tentang Asep Progresif

Saya, Asep Progresif lahir di Malang, 26 juni 1989 dengan nama Asep S, memiliki 3 orang putra-putri yang manis bernama Muhammad Haidar Musyaffa’ Khairullah, Muhammad Zamzamy Zainul Muttaqin, Mumtazah Nur Alisha Safaluna serta Istri yang juga seorang sahabat bernama Romlah. Hubungi saya, HP/WA : 0811 377 2007
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar