MASYARAKAT MADURA SE-DKI ALL OUT UNTUK PEMENANGAN AHOK-DJAROT.


Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat menegaskan bahwa Islam yang rahmatan lil alamin harus dikuatkan di Ibukota Jakarta.
"Islam itu sejuk penuh kasih dan sayang. merangkul bukan memukul. Ukhuwah Islamiah dan ukhuwah wathaniah adalah ciri ajaran dari Rasulullah yang ditanamkan kepada saya dari kecil. Juga ukhuwah basyariah terhadap sesama karena kita manusia," ujar Djarot dalam Silaturrahmi Kebangsaan bersama Para Khatib dan Simpul Masyarakat Madura se-DKI untuk Gubernur DKI Pelayan Warga dan Umat Islam DKI di Nam Center Hotel Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (26/3/2017).
Silaturrahmi Kebangsaan ini dihadiri, Pakar Ekonomi Imam Sugema, Tokoh Agama KH. Lora Fathurrazi Zubair Monthashar yang merupakan cicit kiai pendiri NU KH Kholil Bangkalan, dan sejumlah tokoh masyarakat Madura. Kegiatan ini diikuti 40 kiai dari Forum Khotib se-Jakarta Utara dibawah pimpinan KH Jailani AB, KH Achmad Muntaha, KH Sahal, dan 65 perwakilan Simpul Madura se-DKI Jakarta. Ada penasehat Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) H.Zubaidi Brojoanom, H. Abbas, H. Ahmad Fauzy (Yayasan Yakorma) Hamdan Maulana, Syahril dan cendekian muda NU asal Madura, Mohammad Monib.
Saat memberi sambutan, Monib mengatakan: "masyarakat Madura akan all out, membela secara penuh untuk kemenangan Ahok-Djarot", ujarnya. Sebagai aksi riilnya, Monib membentuk Tim Senyap untuk menggerakkan simpul-simpul masyarakat Madura di Jakarta Utara, Selatan, Barat, Timur dan Pusat.
Dalam pertemuan tersebut KH Lora Fathurrozi Zubair menyatakan, betapa saat ini faham garis keras dan wahabi sudah berkembang luas di DKI Jakarta. "Bagaimana masjid yang dulunya dikuasai dan menjadi tempat ibadah bagi Nahdliyin maupun Muhammadiyah kini dikuasai oleh kaum wahabi dan Islam garis keras", tegas.
"Sekarang kita harus buka. Biar semua warga nahdliyin bisa masuk masjid dan ibadah di semua masjid. Biar masjid bisa dipakai untuk menyampaikan Islam rahmatan lil alamiin dan islam nusantara dan bisa menyatu dengan akar budaya Indonesia," terangnya, dan diamnini oleh para ulama dan peserta yang hadir disana.
Pada kesempatan tsb Djarot menjelaskan bahwa pada bulan April mendatang, akan diresmikan sebuah masjid besar di wilayah Jakarta Barat dan diberi nama Masjid Raya KH Hasyim Asy' ari. Kemudian nanti, juga akan dibangun Masjid Raya KH Ahmad Dahlan di Jakarta Selatan agar dapat bersanding satu sama lain.
"Sekarang sudah ada dua masjid raya di Jakarta, yakni Mashid Istiqla di Jakarta Pusat dan Islamic Center di Jakarta Utara. Maka, saran Gus Sholah harus dibangun lagi Masjid di Jakarta Timur dan akan diberi nama Masjid Raya HOS Tjokroaminoto," ujar Djarot.
KH Jailani AB juga mengatakan bahwa NU tidak berpolitik dan lahir sebagai antitesa wahabi. Oleh sebab itu, Pemprov DKI akan bekerjasama dengan NU serta Muhammadiyah memakmurkan masjid sekaligus membangun pembinaan agama bagi masyarakat, dan marbot Masjid akan diberangkatkan naik haji atau umroh.
Pada Kesempatan yg sama, Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri sangat memberi perhatian dan memiliki kedekatan yg kuat dengan ulama NU, dann juga masyarakat Madura yang hampir semuanya adalah nahdliyin.
"Ibu Mega membela semua umat. PDI-P sangat dekat dengan umat Islam. PDI Perjuangan memiliki Baitul Muslimin dg visinya memujudkan Islam Nusantara yg berkemajuan utk Indonesia Raya. Sayap Partai tsb bertugas membangun persaudaraan dg organisasi Muslim" ujar Hasto.
Ia juga mengatakan, PDI-P sangat dekat dan menjalankan gagasan dari cendekiawan muslim Nurcholis Madjid.
Pak Djarot juga berasal dr keluarga NU yg kental, sangat dekat dalam pergaulan luas NU.
Hasto juga menyampaikan tentang gagasan Trisakti Bung Karno. Atas dasar semangat mewujudkan Indonesia yg berkepribadian dalam kebudayaan, maka Ibu Mega memerintahkan anggota DPR RI dapil Madura utk mengadakan kongres kebudayaan Madura.
Kemudian Hasto bercerita kepada para ulama dan tokoh-tokoh Madura se-DKI itu tentang kedatangan Ahok ke kediaman almarhum Nurcholish Madjid (Cak Nur) pada Kamis (24/04/2017) berlalu. Saat itu Omi Komaria-istri almarhum- menyerahkan Ensiklopedi Nurcholish Madjid sebanyak 4 jilid. Eksiklopedi ini memuat gagasan keislaman, keindonesiaan & kebhinekaan. Pemberian itu merupakan simbol kepercayaan keluarga dan murid-murid Cak Nur kepada Ahok-Djarot yang didukung PDPI untuk melanjutkan dan terus mengembangkan semangat keislaman yang inklusif, ramah, harmonis dengan kebhinekaan dan mengedepankan kebersamaan dan kemaslahatan bangsa Indonesia. "keragaman itu indah, takdir kehidupan & kehendak Tuhan", ujar Hasto.
Di ujung acara, KH Lora Fathurrozi Zubair Muntashor putera Kiai Zubair Muntashor, pengasuh Pesantren Nurul Kholil Bangkalan memberikan mauidzah hasanah (nasehat kebaikan). Sebelum menutup acara dengan do'a meminta Hasto berdiri: "Pak Hasto saya ingin anda jadi saudara saya. Saudara sebangsa". Kiai muda kharismatik itu
Share on Google Plus

Tentang Asep Progresif

Saya, Asep Progresif lahir di Malang, 26 juni 1989 dengan nama Asep S, memiliki 3 orang putra-putri yang manis bernama Muhammad Haidar Musyaffa’ Khairullah, Muhammad Zamzamy Zainul Muttaqin, Mumtazah Nur Alisha Safaluna serta Istri yang juga seorang sahabat bernama Romlah. Hubungi saya, HP/WA : 0811 377 2007
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar